Bukti Kesetiaan


Beberapa waktu yang lalu, kami (saya,engkong,mpus,dan pito) jalan2 ke matahari (ternyata disana tidak sepanas yang saya duga, mungkin karena kita kesana malam2). Walaupun tujuan awalnya hanya untuk menemani mudikers mencari oleh2 buat pulang kampung, saya menyempatkan diri untuk membeli sepasang sendal baru di sini. Hal ini oleh kucing muka datar di sini diibaratkan sebagai “penampakan ufo y jarang2” *tarik2 buntut kucing lebay*.

My Precious?

My Precious?

Tadaa!!!, inilah benda yg dibeli berdasarkan saran dari engkong2 modis, dukungan teman2 baik secara langsung maupun lewat sms dan premium call (halah), dan pertimbangan2 yg lain (melihat bagian alas sendal yg jarang diperhatikan orang merupakan faktor penentu juga, saya tidak hanya melihat penampilan luarnya). Not Bad kan?

Masih ga melihat korelasi sama judul postingan? sabar sabar, teruskan membacanya nak

Kehilangan pasangannya

Kehilangan pasangannya

Gambar di atas adalah sandal ngantor saya selama di Surabaya,kapan dibelinya sudah nggak inget lagi saking lamanya. Yang pasti dia menggantikan sandal yang selama ini sering saya pake buat kuliah. Nggak nyangka ukuran kaki saya masih bisa tambah gede aja (hal ini yang meyakinkan saya bahwa saya masih dalam masa pertumbuhan *halah*). Pada suatu hari, sandal ini kehilangan pasangannya. Pasangannya dibawa minggat oleh anak anjing tetangga yang menguburnya entah dimana. Sebelumnya hal ini juga pernah terjadi namun saya memergokinya ketika dia sedang menggali lubang untuk mengubur sang sendal. Tak disangka, si pupis masih dendam dan dikemudian hari melancarkan aksi balasan dengan menculik sendal sebelahnya (ternyata dia tidak menguburnya di lokasi yang sama seperti sebelumnya)

Mati Muda

Mati Muda gara2 kehujanan

Karena tetep keukeuh gak mau pake sepatu lagi setelah lulus SMU, akhirnya saya memutuskan untuk mencari gantinya (sama sekali tidak terpikirkan untuk menggali seluruh komplek untuk mencari sendal yang terkubur itu). Dan gambar di atas adalah gantinya. Dibeli di maspion square saat ada obral. Dialah yang akhirnya setia menemani saya ngantor,jalan2,ngampus dalam suka dan duka. Dan agar tidak bernasib sama seperti pendahulunya, saya membawa dia masuk ke dalam rumah namun tetap sebatas ruang tamu saja. Tidak pernah saya bawa masuk ke dalam kamar (ntar lantainya cepet kotor, males nyapu tiap hari). Karena kondisi Bali yang waktu itu sering hujan membuat dirinya tak layak pakai lagi, padahal umurnya belum setahun (namanya juga sendal obralan, ga bisa ngarep terlalu banyak)

Condition Red

Masa gini dibilang udah ga cantik sih?

Gambar di atas adalah sandal yang menemani saya di Bali akhir2 ini. dibeli diantara warung soto Malang dan rumah makan Padang. Keadaannya menjadi tidak cantik (kata2 dari kucing jutek) setelah dia menemani saya latihan lari 10K di pantai Kuta (pelajaran berharga : jangan lari2 di pantai pake sendal). Namun karena masih bisa digunakan, saya memutuskan untuk tetap setia bersamanya hingga keadaannya mencapai taraf dimana dia tidak bisa menemani langkahku lagi (halah) dan tetap membiarkan calon pasangan baru saya di dalam kotaknya.

Nah, terbukti kan sekarang klo saya ini sebenarnya hanya seorang cowok yang setia, bukannya pelit *dilempar sendal sama blogwalker yg buang2 benwit baca postingan gak jelas ini*

16 komentar di “Bukti Kesetiaan

  1. @jiyo : sepatu itu bikin kaki panas dan nyopotnya susah. waktu SD masih ada sepatu cekrekan,tapi sepatu ukuran gede umumnya pake tali semua, repot 😀

    @something : ide bodoh bagus, coba praktekin dong bu. fu fu fu

    Suka

  2. jahh…itu sih emang medit…sendal udah coklat gituhh…

    duh…. beli yg proper tam, sendal gunung, eiger, ga bakal menghabiskan gaji kok… bangett…

    Suka

  3. @ansella : *sodorin maribeth ke pupis2 kelaparan*

    @nai : ya ampun jeng, warnanya emang coklat kalee. waktu itu ga liat sendal gunung yg menarik perhatian. tar klo jalan2 lagi liat ada yg menarik beli deh. beneran. mark my word huhuhu

    Suka

  4. 😎 pengalaman mengajarkan aq segalanya, tam. *halah*

    Aq stuju karna kita senasib, setia ama sendal. Gyahahaha….karna Tam, dr contoh yg kecil2 ini lah, bisa di jadiin sampel gitu. Sama sendal aja setia, apalagi ama pacar. 😆

    Sok atuh.. *ambil tali*

    Suka

  5. @azis : benar2 dilema *mikir dilema itu apa sih?*

    @mimi : (s_cozy) waiz,bener banget tuh. kamu memang mengerti apa maksudku *padahal ga ada maksud apa2*

    @rei : *nangkep sendal yg dilempar* yap, dapet sendal lagi, horeee

    Suka

  6. pelit, medit urat arab sapiiii..!!!!
    *tdk bermaksud rasis, hanya tau tuh umpatan itu dari sinetron2 indonesia…(membuat masyarakat bodoh menjadi lebih bodoh), hehehe…
    kadang2 kita mesti bisa melihat yg bodoh, biar kita tau hal2 bodoh yg perlu kita hindarkan…

    Suka

  7. Owalah, ternyata tu sandal di gondol puppy to…..
    zzzzz……sandal tmn kos aku ilang juga soalnya jef.
    Tp “puppy” yg ditempatku nge gondolnya kok pinter ya. Sandal mahal yg ilang -_-

    Suka

Tinggalkan komentar