Holiday in Bali


Pertama-tama (Tama bukan kata ulang)  saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi semua yg merayakan, mohon maaf lahir dan batin. Spoiler alert : rambling setelah ini bener2 ga penting


Tak terasa sudah hampir 2 tahun saya bekerja di Bali, tempat yg katanya ‘Everyday is Holiday’ ini.Bali sepertinya emang cocok sebagai tempat buat liburan. Jika di kota2 besar lain agenda weekend diisi dengan jalan2 ke mall, nonton, dan sejenisnya maka jangan harapkan hal yg sama di Bali. Bioskop di Bali setahu saya cuma ada 2 (baca : dua) dan filmnya ga bisa diharapkan, mending didownloadin trus tinggal ngopi download sendiri dan mallnya sendiri jauh banget bila dibandingkan dengan mall di kota besar lain macam Surabaya. Tapi dimana lagi kamu bisa jalan2 di mall dan melihat orang jalan2 dengan bertelanjang dada (jangan ngeres dulu,tokoh yg dimaksud itu bule cowo bukan Miyabi), sambil bawa papan surfing. Jika sedang beruntung kadang terlihat juga yg bening2 berbikini (random encounter yg sangat langka),hanya ada di Bali :D. Namun ada banyak tempat menarik yg bisa dikunjungi waktu weekend mulai dari pantai, pemandian air panas alami, gunung, hingga padang rumput dan jika dibandingkan dengan pantai lain macam pantai Kenjeran Surabaya, pantai gratisan di Bali macam Kuta jauh lebih enak dilihat :).

Entah cuma di tempat saya bekerja atau semua di Bali seperti ini, tapi kalender kantor sepertinya agak sedikit berbeda dari kalender di tempat lain (udah lama ga liat kalender beneran, orientasi waktu rada kacau jadinya :p ). Contohnya jumat kemarin saya menerima cukup banyak beberapa pesan menyebalkan yang cukup terkejut mengetahui saya sedang bekerja (harusnya) di kantor padahal hari itu katanya tanggal merah yang katanya cuti bersama. Sementara di waktu yg lain ketika teman2 di kota yg lain sibuk bekerja, saya malah menikmati libur (entah Galungan,Kuningan, atau apa. yang pasti hari besar di Bali) terlepas tanggalan lagi merah apa nggak. So overall menurut saya liburan di Bali lebih menyenangkan walaupun tidak ada Harpitnas (kini lebih ngetrend disebut cuti bersama), toh klo mau cuti waktu harpitnas tinggal ambil cuti sendiri daripada cuti dipotong paksa(yep, cuti bersama motong jatah cuti hiks) sementara libur hari besar khusus Bali nggak motong cuti yay 🙂

Jujur saja, saya sama sekali tidak ingat apa yg saya lakukan lebaran tahun kemarin. Jangankan ngapain, ada di mana taun lalu juga nggak inget. Entah tetep di Bali atau ikutan mudik, tapi biar tahun depan inget maka dicatat kalo lebaran 2009 ini dilewatkan di Bali. Suasana kos yg sunyi senyap dan jalanan yg super lengang bagaikan kota mati menandakan banyaknya populasi yg menghilang meninggalkan pulau ini kembali ke kota asalnya. Sayapun bertugas sebagai juru kunci yg menjaga dan memanfaatkan kamar2 dan kendaraan2 mudikers sekalian. So buat yg kemarin nodong ditraktir makan dan minta oleh2, semoga kalian tidak benar2 menunggu disana gyahaha (klo beneran nunggu, sekali lagi saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin wkwkwk)

Tugas utama sebagai juru kunci waktu lebaran ini adalah menjaga 2 (ya, lagi2 dibaca dua) ekor ikan salah satu mudikers. Intinya sih ngasih makan tiap hari biar nggak mati waktu pemiliknya balik nanti tapi sebagai orang yang kebapakan dan penuh kasih sayang, kadang2 abis ngasih makan saya membacakan buku buat ikan2 itu biar perkembangan mentalnya bagus (biar ga jadi ikan yg retarded) dan semoga klo udah pinter lain kali bisa dituang jatah makan seminggu ke kolamnya dan dia bisa memanage sendiri makanannya (diberi nama ‘Metode Pembelajaran Ikan Cerdas dengan Meningkatkan Potensi Perkembangan IQ dan EQ’ , silahkan dijadikan judul TA buat yg berminat) dan klo sukses gw bakal dikenal sebagai bapak evolusi ikan (sumpah ga penting banget, namanya juga postingan dikala majibu). Sayangnya beberapa kali terjadi lampu mati di Bali ketika pemiliknya mudik, blackout pertama kali malah menggelapkan seluruh Bali sehingga mengacaukan sirkulasi udara akuarium karena filternya mati. Dan hal ini sudah terjadi beberapa kali, semoga jika hal ini terus berlangsung kedua ikan itu bisa bertahan hidup sampai pemiliknya datang biar saya tidak perlu bertanggung jawab atas kematian mereka (halah)

Gosipnya sempat terjadi gempa (lagi) yg cukup keras di suatu pagi dengan pusat gempa di daerah Nusadua, namun lagi2 saya tidak merasakan (bahkan masih terlelap tanpa sadar klo ada gempa) gempa ini padahal melihat/merasakan fenomena alam macam gempa, gunung meletus, gerhana matahari, atau armageddon masuk dalam daftar ‘to do list before 50’.

postingan ini telah lolos proses editing oleh bu Tika

39 komentar di “Holiday in Bali

    • masih oon, tetep muter2 dan megap2 ga jelas padahal udah dilatih muter2 ngikuti gerakan jari, berenang membentuk huruf, ama pura2 mati tapi kayanya ga ngerti. Klo gini caranya kapan bisa diajari trik melompati lingkaran api (halah)

      Suka

    • tergantung sudut pandang dan kerjaannya sih
      – buat yg cari makan di kantor hari minggu mirip liburan, sepi dan mayan santai (kecuali dikejar detlen)
      – yg jualan di tempat rekreasi sunday brarti lebih banyak pembeli, lebih sibuk emang tapi rejeki makin lancar kan
      – warung2 deket kantor di sekolah ikutan libur juga biasanya, klopun buka workloadnya juga ga seberat hari2 biasa

      cuma menurut pendapat saya pribadi, cari makan gimanapun klo dinikmati bisa terasa lebih menyenangkan dari liburan kok (klo liburan lama2 pengen cepet2 kerja lagi soalnya :p)

      Suka

Tinggalkan komentar