Tips membuat lamaran yg jelek

Kalo lagi bosen terkadang saya melakukan penelitian2 aneh  seperti menghitung berapa orang yang masuk WC dalam sehari dan menganalisa frekuensi orang2 ke WC dalam sehari, jam berapa aja lalu lintas WC padat, hingga berapa lama orang2 di WC (yes i do count that, even put the result as YM Status :p ). Itu cuma gara2 meja yg deket WC, klo berprofesi jadi penjaga WC bisa2 tercipta buku panduan lengkap tentang WC.

Dan karena kerjaan sebelumnya membuat saya tampak berprofesi ganda sebagai HRD, saya tergoda untuk  berbagi hasil analisa dalam hal melamar pekerjaan, terutama buat para fresh grad yang blm pernah melamar kerja sebelumnya. Sepertinya sudah cukup banyak situs yang menjelaskan tips n trik dalam menghadapi wawancara dan buku2 tentang bagaimana menghadapi tes kerja seperti psikotest, pengetahuan umum, dll. Namun disini saya lebih memfokuskan pada tahap sebelum itu semua yaitu mengisi form lamaran kerja dimana ini adalah tahap paling awal dalam melamar pekerjaan.

Jika anda gagal pada tahap awal ini maka habislah sudah, tips n trik menghadapi interview agar tampil mengesankan tidak akan berguna karena anda tidak akan dipanggil interview. Ilmu2 yang anda punya tidak akan bisa dipergunakan karena tidak akan ada undangan tes yang masuk. Jangan terlalu mengandalkan IP karena itu bukan faktor yg paling menentukan (kecuali IPK anda benar2 hancur sehingga peluang lulus seleksi awal jadi kecil bgt). Disini saya akan membahas hal2 yang menyebabkan orang tidak lulus seleksi awal berdasarkan analisa yang saya lakukan.

1.  skill nggak sesuai pekerjaan yg dilamar

Pastikan anda benar2 tahu mengenai pekerjaan yg anda lamar dan menyebutkan kompetensi yang sesuai, mengatakan bahwa anda pandai memasak ketika melamar pekerjaan sebagai tukang ledeng tampak memberikan keuntungan bukan? Walaupun tidak semua perusahaan menuliskan syarat2 yang diinginkan

2. copy paste

Saya menyadari bahwa membuat surat lamaran adalah sesuatu yang membosankan dan akan jauh lebih mudah mengedit template surat lamaran yg sudah ada, mengubah nama, tanggal, nama perusahaan,dan hal2 kecil lainnya akan terasa sangat memudahkan. Tapi bayangkan jika anda dan teman2 anda menggunakan template yang sama dan melamar di perusahaan yang sama (lebih parah lagi jika surat lamaran kalian ada dalam 1 tumpukan yg sama dan posisinya berurutan). Percayalah, membuat HRD merasa deja cu saat membaca surat lamaran bukanlah hal yang bagus 😀

3. Weird Comment

memberikan komentar2 positif terhadap diri sendiri untuk membuat HRD terkesan dan meningkatkan peluang anda diterima merupakan hal wajar. Pekerja keras, berdedikasi, dan hal2 lain adalah hal yang umum disebutkan sementara ‘saya adalah anak nomer satu yang lahir tanggal satu bulan satu, maka saya harus menjadi yang nomer satu’ adalah hal yang agak aneh untuk dijadikan alasan mengapa anda harus diterima bekerja di sebuah perusahaan

4. range gaji terlalu tinggi

Expected salary adalah hal yg biasa diminta di jaman sekarang dan tidak ada salahnya kita menyebutkan nominal yang tinggi,apalagi jika memang anda punya kemampuan lebih. Namun ada baiknya jika sebelumnya kita melakukan survey standar gaji di tempat yang akan kita masuki. Jika anda meminta nominal 5x standar gaji mereka, peluang anda dihubungi untuk nego gaji sangat kecil, panggilan interview aja mungkin tidak akan anda dapatkan walaupun anda memang punya kemampuan 😀

5. Stupid Question

Malu bertanya sesat di jalan, tapi kualitas pertanyaan juga ada batasnya. cara mengisi IPK berapa dari berapa bukanlah sesuatu yg pantas ditanyakan seorang lulusan universitas. Menanyakan kenapa form pendaftaran di perusahaan asing menggunakan bahasa inggris juga nggak perlu dipertanyakan 😀

6. krisis PD dan pesimis

percayalah terhadap kemampuan diri sendiri. Jika anda sendiri tidak yakin akan kemampuan diri sendiri, bagaimana anda mengharapkan orang lain mengakui anda? (tapi jangan sampe optimis mengerikan seperti contoh 3). Jangan takut memberikan komentar positif dan kritik yang membangun. Tentu saja tidak perlu menambahkan kata2 “semoga pendapat saya ini  ini tidak mempengaruhi keputusan saya diterima bekerja di tempat anda” >_<

7. Too many information

Jujur adalah hal yang bagus, tapi sebaiknya jangan memberikan info2 yang tidak diperlukan seperti sering sakit, dipecat secara tidak hormat dari tempat kerja terdahulu, dan hal2 negattif lain jika tidak ditanyakan. “Lagi butuh uang dan mau melakukan apapun” bukan kata2 yg bagus (kecuali anda adalah supermodel muda dgn foto menarik di CV, ada kemungkinan ada panggilan ‘interview personal’ lebih lanjut).

8. CV yang singkat, padat, jelas

Tidak perlu memberikan informasi terlalu banyak ke dalam CV sebab hal itu akan membuat orang malas mereviewnya dan terkesan nggak penting. Memberikan riwayat pendidikan dari SD adalah salah satu contoh CV yang jelek(jangan tanya contoh yang baik kaya gimana). Cukup berikan pengalaman kerja yang ‘layak’ untuk direview. Pengalaman kerja dengan waktu singkat (1 bulan magang misalnya, bukan magang malah lebih parah lagi >_< ) tidak perlu ditulis (apalagi jumlahnya banyak).

Demikianlah contoh2 buruk dalam melamar kerja. Semua itu bukan fiksi dan benar2 ada di dunia ini, jadi buat yang pengen jadi HRD percayalah kerjaan mereview lamaran itu nggak membosankan kok hihihi.

*kembali tenggelam dalam kesibukan*