Majority Rule


Di sebuah perempatan, lampu merah masih menyala namun klakson2 mulai berbunyi dan mereka bergerak maju perlahan sementara anda ada di tengah2. Dalam keadaan seperti itu apa kira2 yang akan anda lakukan? mentaati peraturan lalu lintas dan tetap diam menunggu lampu hijau atau ikutan maju bersama yang lain?

Pagi ini saya mengalami kejadian seperti itu, dan hebatnya ada polisi disana yg bertugas mengatur lalu lintas tapi tampak diam saja membiarkan hal itu. Ketika itu hari masih cukup pagi dan sisi jalan satunya cukup sepi sehingga tidak ada yg terganggu dengan kejadian itu (dan ya, sayaΒ  ikut menerobos lampu merah bersama yang lain disaksikan bapak polisi yang sedang bertugas waktu itu).

Oke, jika ada diantara kalian yg merasa prihatin mendengar kejadian itu, tunggu kelanjutan ceritanya. Setelah melewati by pass yg sangat panjang, saya tiba di perempatan yang lain dan seperti sebelumnya lampu juga masih merah sementara kendaraan sudah mulai bergerak maju dan ada polisi juga di tengah2 perempatan itu. Bedanya kali ini di sisi sebelah kanan jalan (yg lampunya masih hijau) terlihata ada sebuah sepeda motor bergerak mendekat maju dan polisi itu menyemprit (meniup peluitnya) dan menghentikan motor itu. Dan lagi2 kali ini saya melanggar lampu merah sambil melihat pengendara motor tak bersalah itu digiring ke pinggir jalan.

Menyedihkan sekali bukan, orang tak bersalah yang memang seharusnya berhak melaju karena lampu masih hijau dihentikan sementara sekelompok pelanggar lampu merah bebas melaju dengan tenangnya. Sepertinya jumlah memang cukup berpengaruh dalam menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah dan hal ini cukup sering dimanfaatkan juga, dalam demonstrasi misalnya. Cukup banyak demonstran2 bayaran yang sebenarnya tidak begitu mengerti masalah yang sebenarnya tapi sengaja digunakan untuk menambah jumlah massa.

Menurut saya, para pelaku tindakan di atas tidak sepenuhnya punya maksud buruk. Pelanggar lampu lalu lintas itu mungkin hanya ingin cepet sampai tujuan dan melihat bahwa jalan lagi sepi. Polisi lalu lintas mungkin nggak tau dan mengira lampu sudah hijau karena melihat banyak kendaraan yg jalan, demonstran bayaran mungkin hanya ingin mencari sesuap nasi dengan ikutan teriak2 di jalan.Lagipula hal ini tampaknya sudah menjadi budaya yang mengakar dan sulit dilenyapkan, sebelum mengatur kelakuan, ada baiknya mengubah mental dan cara pikir masyarakat, dimulai dari diri sendiri tentunya.

Bagaimana dengan anda, apakah termasuk bagian dari kelompok mayoritas tersebut?

Jangankan kau kira bisa membela sesuatu, apalagi kedilan,kalau tak acuh terhadap azas, biar sekecil-kecilnya pun….

24 komentar di “Majority Rule

  1. Hehe… saya sih selalu berusaha untuk selalu mentaati peraturan waktu berkendara dengan sepeda motor. COntohnya, selalu jalan di sebelah kiri, dan berhenti di belakang garis saat di perempatan. πŸ˜€

    Suka

  2. Saya sering berada di situasi seperti itu. Bukannya idealis, tapi saya tetap berhenti. Bukankah yg namanya lampu lalu lintas sudah diatur waktunya (demi keselamatan bersama). πŸ˜‰

    Saya sering bilang, ‘nek ora sabar, maburo!’ :))

    Suka

    • nah klo lampu masih hijau sementara dari sisi merah udah maju rame2 jadi susah maju dan demi keamanan terpaksa berhenti kan (apalagi terbukti single fighter tak bersalah itu yg kena semprit polisi hehe)

      Suka

  3. Mungkin terlalu beresiko bagi seorang polisi jika menghentikan pengendara motor yang bergerombol melanggar aturan πŸ˜†
    Padahal sudah jelas-jelas didepan kedua bola matanya terlihat ya? *belajar pura-pura buta* Prihatin sama yang gak melakukan kesalahan jadi korban.

    Suka

  4. aku pernah, nggak salah tapi disalahin 😦
    di perempatan, lampu masih ijo, aku mau nyebrang kanan
    dari arah berlawanan banyak nerobos lampu merah, jadi aku berhenti di tengah jalan karena nggak bisa nganan
    disemprit dipinggirin, didakwa aku melanggar lampu merah
    sepertinya itu pertama kalinya aku bener2 ngumpat2 dan hilang respek sama polantas
    *jadi curhat*

    Suka

Tinggalkan komentar