Reportase : JJS (Jalan Jalan Singapore)


Beberapa waktu yang lalu, saya dan temen2 seangkatan mengadakan acara darmawisata bersama, itung2 merayakan 3 tahun kebersamaan (co cuit ya). Tidak tanggung2, tujuan jalan2nya adalah Singapur, luar negeri booo. Bukannya nggak nasionalis sih, tapi kenyataannya tiket jalan2 ke luar negeri jauh lebih murah dari wisata domestik sih. Bayangin aja, kmrn tiket PP Bali-Singapore dapet Rp400rban (lebih murah dari tiket PP ke Jakarta kan :p).

Berbeda jauh dengan bandara di Indonesia, Changi airport terkesan jauh lebih luas, besar, dan lebih mirip mall daripada bandara dengan karpet menutupi seluruh lantai dan toko dimana2. Untunglah saya ditemani oleh teman2 yg lebih berpengalaman disana sebab dengan ability nyasar tingkat tinggi yang saya punya, sepertinya akan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari pintu keluar dari bandara, apalagi ternyata tidak ada pintu keluar di changi. Untuk menuju kota, dari terminal bandara kita harus naik skytrain(monorail yg gratis dan seru, klo lagi sendirian kayanya pengen naik bbrp kali :katrok mode on:)  menuju ke stasiun MRT trus oper naik MRT ke tempat tujuan (bayar tiket sesuai tujuan).

Buat kalian2 yg merencanakan jalan2 ke Singapore untuk pertama kalinya, berikut ini adalah tip2 singkat dari saya

1. Jangan bawa cairan dalam botol yg ukurannya > 150 ml

Tidak seperti yg saya bayangkan, pihak imigrasi ternyata tidak hanya melihat isinya tapi juga ukuran kemasannya sehingga saya menjadi korban penjarahan di imigrasi (biarpun isinya ga sampe 100 ml tapi masih mayan banyak itu, nggak rela >_<). hal ini berlaku untuk segala jenis cairan termasuk sabun cair, parfum, dan cairan2 lain. Tapi tenang saja, walaupun tubuh manusia yang sebagian besar kandungannya adalah cairan ini bisa dianggap sebagai kontainer berukuran > 150 ml tapi tetap diijinkan masuk pesawat sama pihak imigrasi (ya iyalah, masa harus dimutilasi dulu)

2. Bawa botol plastik kosong

Walaupun tidak terlalu panas, udara di sana terasa kering dan bikin haus. Daripada beli air mineral botol (paling murah $1 sepertinya), akan lebih hemat merefill botol kosong di keran2 air sepanjang jalan (banyak tersedia keran air yg dapat diminum, asal jangan membawa kebiasaan ini di Indonesia, ntar sakit perut :p )

3. Jalan2 hemat dengan Tourist Pass

item wajib untuk mereka2 yang hobi berpetualang, kartu pas seharga $8/hari ini bisa digunakan sebagai pengganti tiket MRT dan bis. Bisa didapatkan di beberapa stasiun MRT (lokasi loket pembelian dan jam bukanya tersedia di pusat informasi semua stasiun MRT)

4. Station Map biar ga nyasar

buku panduan mini yang berisi rute2 MRT ini selalu saya bawa kemana saja, sangat membantu buat para turis yang kebingungan harus naik MRT yang mana dan turun stasiun mana. Jelas dan mudah dibaca, bahkan untuk orang seperti saya 😀

Yang menyenangkan dari Singapore

1. Menggunakan 4 Bahasa

buat kalian2 yang tidak begitu jago berbahasa Inggris, cukup banyak orang yang bisa berbahasa melayu disini (walaupun beberapa orang bahkan tidak bisa berbahasa inggris). Dan sebagian besar tempat memasang tulisan dalam berbagai bahasa (seperti yg terlihat di pintu MRT pada gambar di atas) walaupun ada yg aneh juga seperti pada gambar di bawah ;))

2. Bersih dan Rapi

Ruang Tunggu MRT

Singapore is a fine city, artinya apa2 didenda disini maka berhati2lah kalian dalam bersikap. Buanglah sampah pada tempatnya, nyampah besar dendanya. Sebagian tempat tidak mengijinkan rokok, bahkan bawa durenpun ada larangannya disini ;)). Buat mereka2 yg biasa ngemil di kendaraan umum atau makan permen sambil nunggu, di semua stasiun MRT dilarang makan dan minum (jangan coba2 melanggar, CCTV ada dimana2 hehehe)

3. Tertib dan Teratur

suatu hal yg benar2 saya kagumi disini adalah tertibnya masyarakat disini. Peraturan lalu lintas benar2 ditaati, tidak ada yg melanggar lampu merah disini, bahkan semua kendaraan berhenti di belakang garis pembatas waktu menunggu lampu merah dan tidak makan jalan untuk penyebrang (bandingkan dengan Indonesia yang trotoar pun dipake buat jalan sepeda motor). Zebra cross benar2 tempat yg aman buat nyebrang disini, semua kendaraan pasti berhenti dan ngalah pada para penyebrang di zebra cross.

Antrian terlihat tertib dan rapi, penumpang keluar lebih didahulukan sehingga tidak ada serobotan2 tak beradab waktu naik kereta. Nunggu kereta/ bis juga terasa menyenangkan karena semua serba tepat waktu. Nggak ada yg namanya ngaret disini, tersedia LCD di ruang tunggu yang memberitahu berapa menit lagi kereta berikutnya tiba.

Jangan kaget jika terlihat banyak orang berdiri di dalam kereta walaupun masih ada kursi kosong karena beberapa kursi memang diutamakan untuk orang tua, ibu hamil, dan orang cacat. Orang yang merelakan kursinya untuk orang2 tersebut merupakan pemandangan biasa disini

4. Rendah Polusi

Jumlah kendaraan disini sepertinya tidak sebanyak di Indonesia, mungkin karena kendaan umum disini lebih nyaman, praktis, dan murah (basically, kombinasi MRT dan bis sudah bisa menjangkau seluruh Singapore). Maka dari itu, udara di jalan2 pun terasa segar dan tidak terkotori oleh asap. Jika di Bali saya sangat menghindari berdekatan dengan bis karena asap knalpotnya yang bagaikan awan badai, kendaraan2 di sini termasuk bisnya terlihat sangat ramah lingkungan. Tidak ada asap yang mengganggu dari knalpotnya, jadi penasaran bahan bakarnya pake apaan

Dengan nilai plus sebanyak itu, apa Indonesia nggak punya kelebihan? Ada lho ternyata  beberapa hal yang bikin Indonesia terlihat indah

1. harga makanan

Harga makanan standard tanpa minum di Singapore adalah $4 (kira2 28rb), ya paling murah di tempat2 tertentu kelas warung bisalah dapet harga $2++ (masih sekitar 15rb), jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan warung2 di Jawa-Bali yang dengan duit < 10rb rupiah saja sudah dapet menu komplit nasi-sayur-lauk-ayam dan dapet minum 😀

2. Aktivitas

entah kenapa, saya merasa penduduk singapore sangat sibuk beraktivitas. mereka selalu terlihat tergesa2 bergerak dari point A ke point B. Bahkan di mall pun mereka tidak terlihat santai dan rileks berjalan2. Tapi mungkin hanya perasaan saya saja bahwa mereka terlihat seperti robot 😐

3. movienya lebih update lho

masih ingat bagaimana saya selalu mencaci maki bioskop di Bali yang filemnya selalu ketinggalan jika dibandingkan dengan Jakarta? Nah disana saya melihat poster salah satu pilem yang baru akan ditayangkan disana 11 November sementara di bali sudah ditayangkan dari awal bulan dan entah kenapa saya merasa bangga/ gembira/menang. Paling nggak masih ada yg bisa diunggulkan disini selain keindahan alamnya 😀

33 komentar di “Reportase : JJS (Jalan Jalan Singapore)

  1. Iya, Changi emang gede banget. Sampe bingung waktu itu nyari jalan 🙄

    Yang soal cairan itu pun aku sempat kena. Body lotion yang lupa dimasukin koper terpaksa dibawa di handbag. Dan akhirnya terbuang sia-sia karena meskipun 150 mL tapi terlihat besar (dan mungkin mencurigakan) 😦

    Suka

  2. “Jangan bawa cairan dalam botol yg ukurannya > 150 ml”

    cairan wajib hukumnya masuk baggage gan 🙂 jgn di tenteng ke cabin #.#
    kalo mo ngetest bawak aja aqua isi 10ml, pasti kesita juga :))

    ini kejem juga reviewnya bandingin SG vs Bali #.#

    Suka

    • tergantung modalnya min, kalo berduit bisa nginep di sheraton. Yang semi kere kaya gw nginep hostel aja, harganya mirip2 hotel kelas melati di Indonesia hehehe, klo kere abis ya ngemper aja di bandara >:)

      Suka

  3. Ping balik: Wong ndeso goes to Singapore – part 1 « Sentinel Last Dock

  4. kelebihan penduduk indonesia ada di keramahannya kayak saya 😆

    apa karena terlalu sibuk dan terburu2 mungkin orang2nya ya, tiap nanya jalan diketusin 😐 *atau emang lagi sial aja dapetnya yang gitu mulu*

    Suka

  5. eh … ternyata abis plesiran? 😀

    heh? *terpaku pada salah satu foto*

    “Gunakan tukul untuk memecahkan tingkap kaca”

    Tukul…Arwana…?

    hebat juga ya… bisa multifungsi… 😐

    Suka

  6. Ping balik: [PR] Rejecting, tips n trick « Intersection of Yesterday and Tomorrow

  7. @angga : sama bro, pulau di indonesia yg tersentuh baru jawa, madura,sulawesi, bali. Wisata domestik lbh mahal dari ke luar negeri sih tiketnya :p

    @renka : salam kenal juga

    @bumil (lagi) : lho emang bisa kan, jedokin tukul ke kaca untuk memecahkannya (Nya bisa berarti kaca jendela atau kepala tukul 😐 )

    Suka

  8. buat kalian2 yang tidak begitu jago berbahasa Inggris, cukup banyak orang yang bisa berbahasa melayu disini (walaupun beberapa orang bahkan tidak bisa berbahasa inggris).

    jadi inget, ada film keluaran singapur tentang seorang anak sekolah yang ngga bisa bahasa inggris, dan oleh orang tua nya dia itu dianggap bodooooh banget… dan, orang tua nya ngomong pake bahasa indonesia (atau melayu?) ke pembantunya ^_^”

    masih tentang bahasa, waktu maen kesana, setelah terbiasa denger orang di sekitar kita bercakap2 atau nelpon dengan bahasa singlish, pas lagi jalan2 di mall tiba2 ada cewek (manis) etnis tionghoa yang duduk di samping saya..

    dan nelpon pake bahasa jawa, medok pula 😆

    Suka

  9. Saya kira tidak semua orang di singapore sikapnya judes,saya pengalaman waktu di vivocity mau ke sentosa,berhubung mallnya besar,saya susah cari jalan keluar ke sentosa,saya tanya kepada seorang Ibu singapore cara jalan kesana,beliau dengan ramah antarkan saya ke tujuannya,saya sangat terima kasih dia bisa membantu,apalagi ia antarkan saya cukup jauh kira2 jalan 200m sampai naik 2 lantai mall diatas.Satu lagi waktu di Universitas SMU begitu besar tempatnya,seorang mahasiswa antarkan saya sampai ke jalan besar untuk ke Raffles city,inipun cukup jauh jaraknya.Masalahnya mungkin miskomunikasi salah pengertian.

    Suka

Tinggalkan komentar