Habit


Kata orang, sifat dan kebiasaan itu melekat pada diri kita dan susah dihilangkan. Namun setelah sekian lama melakukan eksperimen, sepertinya habit itu tergantung dari kondisi lingkungan, gaya hidup, dan seperti rokok, bisa dihilangkan walaupun awalnya terasa susah.

Misalnya, waktu dulu saya suka sekali nonton tv. Jadwal acara semua stasiun televisi yang waktu itu tidak lebih dari 7 saya tahu, bahkan nggak jarang multitasking nonton beberapa acara sekaligus dengan ganti2 channel waktu jeda iklan yang cukup lama, dan merasa sedih ketika ketinggalan salah satu acara karena ketiduran atau hal lainnya. Saya bahkan terlambat datang mengikuti ujian masuk sekolah karena episode terakhir salah satu serial yang durasinya beberapa menit lebih panjang dari biasanya :p. Namun setelah itu ada fase dimana saya tidak nonton tv selama bertahun2 dan tidak merasa kehilangan.

Saya juga adalah seorang otaku yang mulai mengkoleksi komik sejak kelas 5 SD, menyisihkan uang jajan sampai kadang rela pulang sekolah jalan kaki buat beli komik. Kebiasaan ini makin parah ketika mengenal yang namanya scanlation waktu kuliah, koleksi meningkat secara eksponensial karena biaya dan ruang yang dibutuhkan nyaris tidak ada. Namun sekarang sudah berbulan2 saya tidak membaca manga walaupun sebenarnya bisa2 aja, dan walaupun awalnya susah untuk menahan godaan tersebut, ternyata kebiasaan baca komik bisa juga digantikan dengan aktivitas lain sehingga kebiasaan tidak baca komik akhirnya menetralisir godaan tersebut. Nantinya akan dilakukan eksperimen apakah ketika kebiasaan lama yang sudah sempat dihilangkan ini nantinya dimunculkan lagi, apakah intensitasnya akan sama seperti sebelumnya dan apakah kenikmatan yang dihasilkan masih tetap sama, berkurang, atau malah lebih.

Waktu kecil, saya adalah anak yang cerewet dan gemar bersosialisasi. Tiap rapotan selalu ada catatan dari guru agar tidak terlalu banyak ngobrol di dalam kelas. Bukan tipe yang bisa duduk manis lah pokoknya. Dan karena cukup sering pindah2 di mana di tempat baru nggak kenal siapapun dan harus memulai interaksi sosial dari 0, saya terkadang membangun image yang berbeda untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru dengan optimal. Di tempat A saya bisa jadi sosok yang serius, di tempat B jadi joker, jadi geek pekerja keras di tempat C, dan males2an di tempat D. Jadinya harus selektif di media sosial agar tidak mencampur semua kenalan2 yang ada di satu tempat demi menghindari clash personality nantinya :p

15 tahun yang lalu, saya pasti tidak menyangka bahwa saya bisa hidup di tempat terpencil yang nggak punya bioskop ataupun mall, bahkan mcD pun tak ada serta nggak nonton tv ataupun baca komik. but here i am. Dan mengutip pertanyaan yang sering digaungkan waktu interview, 5 tahun lagi kira2 kaya gimana ya? hmmmm…..

nb : tulisan ini dibuat karena tiba2 dapet notifikasi bakal didaftarin ke training pembentukan kepribadian bulan depan. nggak tahu macam mana itu isinya, apakah bakal diajarin table manner dengan 7 jenis sendok garpu dan full course atau jalan sambil bawa kamus di atas kepala? bukan kursus kepribadian yang kaya gitu sih kayanya, tapi lets see lah

15 komentar di “Habit

  1. Ini bener banget sih. Habit itu tergantung lingkungan dan kondisi. Tiga bulan lalu kerjanya delivery makanan karena malas keluar, baju juga dilaundry, dan kalau ga kepepet ga akan naik transportasi massal macam bus/kereta. Sekarang, kalau malas masak ya tetep pergi keluar cari makan murah karena mahal kalau delivery, cuci baju sendiri di mesin laundry koin, setrika baju sendiri, dan ke mana-mana ya naik bus/kereta. Pernah sih naik taksi tapi karena udah ga ada bus buat balik dan argonya ga mahal-mahal banget. Sekarang juga udah hampir ga baca komik apalagi pergi nonton bioskop, hahaha.

    Dua tahun lalu sejujurnya ga kepikiran bakal idup kayak sekarang, mikirnya idup ala Syahrini soalnya, hahaha. Tapi ternyata bisa juga sih dijalani hidup serba mikir kayak sekarang ini (iya, dulu ga terlalu mikirin ngeluarin duit berapa, sekarang mikir banget, termasuk mikirin jadwal ini itu).

    5 tahun lagi? Belum tahu kayak gimana. Tapi semoga punya habit yang lebih baik dan produktif.

    Suka

    • naluri bertahan hidup juga nggak kayanya, macam nonton TV atau nggak kan aslinya nggak ngefek juga sama hidup, entah apa namanya susah dijelasin haha. nyalain TV biar kamar nggak sepi doang, sama buat hiburan salah satu kucing yang hobi nonton the Voice XD

      trainingnya nggak pake dites kayanya jadi ga ada hasilnya pasti, bocoran materi doang palingan ntar abis training. Kalo ntar semisal ada tesnya, dikasih bocoran juga (menurut hasil tes kepribadianmu, kamuh nda cocok kerja di aer. gitu kali ya :p)

      Suka

Tinggalkan komentar